
"BOGOR DARURAT": IMM FKIP UMBARA TUNTUT PEMERINTAH SADAR, RAKYAT SUDAH TERLALU LAMA MENUNGGU
Deskripsi postingan blog
6/21/20252 min read


Bogor, 20 Juni 2025
Dalam rangka mengevaluasi 120 hari kinerja Bupati dan Wakil Bupati Bogor, kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dari Pimpinan Komisariat FKIP Universitas Muhammadiyah Bogor Raya (UMBARA) menggelar aksi damai bertajuk "BOGOR DARURAT" tepat di depan Kantor Pemerintahan Kabupaten Bogor. Aksi ini bukan sekadar unjuk rasa tetapi seruan moral, jeritan nurani, dan perlawanan ideologis terhadap ketidakadilan yang dilembagakan.
Dalam Orasinya yang penuh daya gugah, IMMawan Fathi Raflian, Ketua Umum Terpilih IMM FKIP UMBARA, menyampaikan bahwa: Walaupun kami PK IMM FKIP UMBARA belum resmi dilantik tetapi kami tegaskan bahwa IMM tidak akan menunggu pelantikan untuk bersuara. "Keadilan tidak mengenal kalender pelantikan. Dan kemaslahatan tidak bisa ditunda. Walau kami belum resmi dilantik, penderitaan rakyat adalah amanah kami hari ini juga. Karena IMM bukan organisasi netral IMM berdiri di sisi yang benar. IMM berpihak, dan keberpihakan kami adalah pada mereka yang dilupakan oleh kekuasaan," tegasnya.
IMM menilai bahwa dalam 120 hari ini, tidak ada tanda-tanda perubahan substantif yang berpihak kepada rakyat. Anak-anak masih tumbuh dalam tubuh yang keropos akibat stunting, sementara negara bicara soal indeks. Pemuda lulusan perguruan tinggi masih jadi pengangguran, sementara para elite menyusun seminar tentang kewirausahaan. Lahan-lahan pertanian yang dahulu hidup, kini jadi proyek mati yang menghidupi segelintir pihak. Ketahanan pangan dirusak secara sistemik, dan petani dibiarkan kehilangan tanah tanpa pembelaan.
Lalu di Galuga, rakyat bukan hanya menghirup udara penuh sampah, tapi juga menghirup ketidakpedulian pemerintah setiap harinya. Pendidikan pun tak lebih baik: banyak sekolah di pinggiran rusak, guru kekurangan, akses teknologi timpang, tapi pembangunan justru difokuskan pada citra, bukan isi. Di sisi lain, kriminalitas remaja dan kekerasan pelajar meningkat, menunjukkan gagalnya negara menciptakan ruang tumbuh yang aman dan sehat bagi generasi muda.
Kemiskinan terus berlangsung dalam senyap, dibungkus oleh laporan yang rapi, seolah semua baik-baik saja. Padahal di balik angka, rakyat tetap lapar. Di balik grafik, rakyat tetap tersingkir. Sementara ketimpangan sosial menjelma jurang yang makin lebar antara mereka yang memiliki akses dan mereka yang bahkan tak lagi memiliki harapan.
IMM FKIP UMBARA menyampaikan bahwa aksi ini bukan aksi emosional, melainkan tanggung jawab ideologis dan amanat keimanan. IMM hadir bukan untuk mengguncang stabilitas, tapi untuk menggugat ketidakadilan. IMM tidak bicara dengan kekerasan, IMM bicara dengan keberanian dan nurani. Kami menyuarakan rakyat bukan karena ingin tampil, tapi karena kami tak sanggup lagi melihat penderitaan dianggap biasa dan diwajarkan. IMM akan terus berdiri, menyampaikan kritik dengan akal sehat, dengan cinta kepada rakyat, dan dengan tekad bahwa amar ma’ruf nahi munkar harus tetap menjadi cahaya di tengah gelapnya politik pencitraan.
"Kami tidak benci pemerintah, kami benci pada ketidakadilan yang terus dipelihara. Dan kalau kami turun ke jalan hari ini, itu bukan karena ingin gaduh. Tapi karena rakyat sudah terlalu lama diam dan IMM tak akan ikut diam bersama mereka yang menutup mata". Ujar IMMawan Fathi Raflian.
Kontak:
IMM FKIP Universitas Muhammadiyah Bogor Raya
Ketua Umum Terpilih: IMMawan Fathi Raflian
HP/WA: \[082112569551]
Email: \[pkimmfkipumbara@gmail.com]
Instagram: pkimmfkip_umbara