Menimbang Kedaulatan Ekologis: Sikap IMM Bogor atas Krisis Lingkungan di Raja Ampat

6/5/20252 min read

Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Bogor menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap mencuatnya kembali isu eksploitasi sumber daya alam di kawasan Raja Ampat, Papua Barat Daya. Fenomena ini menjadi representasi dari paradoks pembangunan nasional yang kerap mengorbankan ruang hidup masyarakat adat dan keberlanjutan lingkungan demi kepentingan ekonomi sesaat.

Raja Ampat, dengan biodiversitas laut tertinggi di dunia, bukan hanya merupakan kekayaan ekologis Indonesia, tetapi juga laboratorium hidup yang penting bagi ilmu pengetahuan dan konservasi global. Namun, ketika logika ekstraktif mulai diterapkan pada kawasan yang bersifat ekologis dan kultural ini, maka sesungguhnya kita sedang memproduksi kerusakan sistemik yang bersifat lintas generasi.

IMM Bogor berpandangan bahwa pendekatan pembangunan yang mengabaikan prinsip-prinsip keadilan ekologis adalah bentuk kekerasan struktural terhadap masyarakat adat dan lingkungan. Ketika masyarakat adat menyuarakan penolakan terhadap aktivitas pertambangan, mereka tidak hanya menolak kerusakan fisik, tetapi juga mempertahankan kosmologi, identitas, dan keberlanjutan hidup mereka yang telah teruji selama ratusan tahun.

Sebagai bagian dari elemen gerakan mahasiswa Islam yang menjunjung tinggi prinsip tauhid, keadilan sosial, dan tanggung jawab terhadap alam (khalifah fil-ardh), kami menyatakan bahwa:

IMM Bogor menolak segala bentuk kegiatan ekstraktif di kawasan ekologis sensitif seperti Raja Ampat, khususnya pertambangan nikel, yang berisiko tinggi merusak ekosistem laut dan darat serta melanggar hak-hak masyarakat adat.

IMM Bogor mendesak pemerintah pusat dan daerah untuk segera mengkaji ulang izin-izin tambang yang berada di wilayah yang memiliki nilai ekologis dan kultural tinggi, serta melibatkan komunitas lokal dalam seluruh proses pengambilan kebijakan.

IMM Bogor mendorong komunitas akademik dan mahasiswa di seluruh Indonesia untuk menjadikan kasus Raja Ampat sebagai objek kajian interdisipliner, yang melibatkan perspektif ekologi politik, antropologi, hukum lingkungan, dan teologi Islam tentang alam.

IMM Bogor mengajak seluruh kader dan simpatisan untuk aktif dalam gerakan pendidikan dan advokasi ekologis, termasuk menyelenggarakan diskusi publik, publikasi akademik, serta penguatan solidaritas lintas komunitas dalam mendukung masyarakat adat Raja Ampat.

Kami meyakini bahwa pembangunan sejati adalah yang berbasis pada keberlanjutan, kearifan lokal, dan keberpihakan terhadap kelompok rentan. Di tengah krisis iklim global, Indonesia seharusnya tidak lagi mempertahankan logika eksploitasi sumber daya alam sebagai jalan utama pembangunan. Sebaliknya, Indonesia harus menjadi pelopor dalam membangun tata kelola lingkungan yang adil, partisipatif, dan berlandaskan nilai-nilai kemanusiaan universal.

Rifki Abdul Faris kabid PSDM